Mengintip Sejarah De Tjolomadoe, Saksi Bisu Kejayaan Industri Gula Nusantara

Mengintip Sejarah De Tjolomadoe, Saksi Bisu Kejayaan Industri Gula Nusantara
Sumber: https://seringjalan.com/

De Tjolomadoe kini menjelma menjadi sebuah tempat wisata yang diminati oleh banyak kalangan. Dengan beberapa perombakan yang dilakukan, De Tjolomadoe yang dahulu terbengkalai dan dianggap angker oleh masyarakat sekitar, kini telah berubah serta mempunyai daya tarik tersendiri. Banyak spot-spot yang bisa dijadikan tempat belajar, tempat mengabadikan momen atau sekadar tempat bersantai. Di balik De Tjolomadoe yang sekarang ternyata tersimpan sejarah yang menjadi bukti kejayaan industri gula nusantara. Berikut selengkapnya.

Sejarah De Tjolomadoe

Sumber: https://jejakkolonial.blogspot.com/
 
De Tjolomadoe dahulu kala merupakan pabrik gula yang bernama Pabrik Gula Colomadu. Pabrik gula ini dibangun pada masa pemerintahan Mangkunegara IV. Pada saat itu Mangkunegara IV menggandeng seorang insinyur dari Jerman untuk membangun pabrik gula megah ini. Setidaknya 400.000 gulden harus dikeluarkan oleh seorang Mangkunegara IV untuk mewujudkan mimpi menciptakan kemandirian ekonomi pribumi. Setelah perencanaan yang begitu panjang maka dilaksanakanlah peletakan batu pertama pada Minggu, 8 Desember 1861. 

Pabrik Gula Colomadu pun berkembang dengan sangat pesat pada masa pemerintahan Mangkunegara VII. Pabrik gula ini menjadi pabrik gula terbesar di Asia dan mampu mengekspor hingga ke luar nusantara. Tahun 1928 pun Pabrik Gula Colomadu melakukan perluasan lahan tebu dan perombakan arsitektur. 

Pabrik ini menyebabkan Mangkunegaran pada saat itu menjelma menjadi istana terkaya di Pulau Jawa. Utang-utang yang dimiliki sebelumnya lunas terbayar. Berkat industri gula ini juga Mangkunegara mampu membangun pendopo termegah se-Asia Tenggara dan roda pemerintahan pun melaju kencang untuk memperbaiki kualitas hidup rakyatnya. Dan sebagian besar keuntungan juga dialokasikan untuk pendidikan anak-anak pekerja pabrik.  

Setelah berjalan hingga lebih dari satu abad, pada tahun 1996 pengelolaan Pabrik Gula Colomadu dialihkan ke PTPN IX. Namun krisis ekonomi tahun 1998 memaksa pabrik ini untuk berhenti beroperasi. Berhentinya Pabrik Gula Colomadu juga dipicu oleh pergantian lahan dari perkebunan tebu menjadi persawahan. 

Setelah berhenti beroperasi, bekas pabrik ini pun sempat mangkrak. Mesin-mesin besar ditinggalkan begitu saja hingga berkarat dan menjadi rongsokan. Namun melalui sinergi dari beberapa BUMN, pabrik ini pun direvitalisasi dan disulap menjadi tempat wisata yang luar biasa. 

Beberapa Koleksi yang Difungsikan Kembali

Sumber: https://www.hipwee.com/
 
Dengan adanya revitalisasi, beberapa peralatan yang dahulu sempat terabaikan akhirnya difungsikan kembali. Bukan untuk memproduksi gula namun sebagai sarana edukasi bagi para pengunjung. Koleksi tersebut antara lain. 

Stasiun Gilingan

Di sini terdapat mesin yang dahulu digunakan sebagai penggerak mesin-mesin di sampingnya yang bekerja untuk menggiling batang tebu. Mesin ini berupa roda-roda besi dengan ukuran besar serta pipa-pipa besi. Stasiun ini terletak di depan pintu museum.

Stasiun Ketelan

Area ini dulunya merupakan area penghasil mesin pabrik dengan membakar ampas gilingan tebu yang akhirnya menghasilkan uap. Proses ini lah yang membuat Pabrik Gula Colomadu dikategorikan sebagai pabrik yang eco-friendly. Saat ini area ini pun difungsikan sebagai jantung De Tjolomadoe karena sering digunakan sebagai area street food festival.

Stasiun Penguapan

Dahulu di sini merupakan mesin pemanas nira yang berbentuk tabung-tabung besar disangga tiang yang berfungsi untuk mengentalkan air perasan tebu. 

Stasiun Karbonasi

Di sini dahulu air hasil perasan tebu ditampung dan diendapkan. Air tebu terlebih dahulu dimurnikan dengan memberi kapur agar bersih dan putih.

Stasiun Masakan dan Stasiun Listrik

Di sini memuat mesin uap generator yang berfungsi menghasilkan listrik dari uap boiler. Ada juga mesin pompa air pendingin yang berfungsi untuk memompa air ke seluruh sistem pendingin mesin pabrik. 

Selain stasiun-stasiun ini, di De Tjolomadoe Anda juga bisa menemukan kafe, hall, museum serta Taman Wagis Wara dengan seni glow in the dark-nya. 

 
Mari berwisata sembari menelusuri sejarah kejayaan industri gula di nusantara. Untuk wisata menarik lain jangan lupa visit Wonderful Indonesia atau klik di sini.  

Posting Komentar

0 Komentar